MAKALAH
Manajemen Sumber
Daya Manusi
Dosen pengampu: Diciki Hartanto. Dipl Bus Engl, SPi, MM.
Dosen pengampu: Diciki Hartanto. Dipl Bus Engl, SPi, MM.
Keselamatan dan
Kesehatan kerja SDM
Disusun Oleh:
Toras Halomoan
Siregar
11316100135
torashalomoan.blogspot.com
Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan
Program
Studi: Pendidikan Ekonomi
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Saya bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah
memberikan Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “keselaatam dan
kesehatan kerja SDM” terselesaikan dengan baik. Makalah ini berisikan tentang ‘’pengertian keselamatan kerja, kesehatan kerja, manfaat kesehatan dan
keselamatan kerja dan program-program kompensasi pekerja’’.
Dengan
tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara mendalam
tentang pengertian keselamatan dan kesehatan kerja. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah atau penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada Dosen pengampu saya, bapak Diciki Hartanto. Dipi Bus Engl, S.Pi, MM. Semoga
Allah SWT. senantiasa meridhoi segala usaha kami. Amiin.
Pekanbaru 18, Desember 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B.
Tujuan Penulis
BAB II Pembahasan....................................................................................................3
A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan kerja..................................................... 3
B. Tujuan dan Pentingnya Keslamatan dan Keshatan
Kerja..................................... 4
C. Pertimbangan – Pertimbangan Hukum……………………………………………....
5
D. Ganggauan terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja…………………………... 6
E. Srategi-srategi Peningkatan…………………………………………………………...........................7
BAB III Penutup..........................................................................................................8
A. Kesimpulan
.......................................................................................................8
Daftar Pustaka.............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan
kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat yang
sejahtera.
Keselamatan dan
keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan
harus mematuhi standart agar tidak
menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan
banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan
pengawas, seharusnya pengawasan terhadap kondisi
fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini
kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan
kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan
keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan
kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja
baik itu dalam menggunakan mesin, , alat kerja, proses pengolahan juga tempat
kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat
jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin
keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat,
antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
B. Tujuan Penulis
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah
1. Untuk
mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Unutuk
mengetahui betapa pentingna tujuan dan keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Mengetahui
pertimbnagan-pertimbangan Hukum keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Mengetahu
gangguan terhadap keselamatan dan keshatan kerja.
5. Strategi-
Strategi peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu
kecelakaan karena tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara
langsung maupun tidak langsung.
Keselamatan keja berarti proses
merencanakan dan mengandalikan situasi ayng berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja melalui penyiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam
kerja. Sebagai suatu proses, maka keslamatan kerja membutuhkan sebuah system
manajemen. Manajemen sebagai salah satu ilmu yang mencakup aspek sosial dan
eksak sangat bermanfaat dalam mengelola keselamatan dan keshatan kerja, baik
dari segi perencanaan maupun pengambil keputusan dalam organisasi[1]
Keselamatan dan
kesehatan kerja adalah menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis- fisikal dan
pisikologi tenaga kerja yang di akibatkan oleh lingkungan kerja yang di
sediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan
keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedikit pekerjaan yang
menderita cedera atau penyekit jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan
mereka di perushaan tersebut.
Kondisi fisikologi –
fiskal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa
atau anggita badan, cedera yang di akibatkan gerakan yang berulang- ulang,
sakit punggung, sindrom capal tunnel, penyakit-penyakit kardioovaskural,
berbagai jenis kankker paru-paru dan luukimia, wmphyesma, serta arthritis.
Kondisi – kondisi lain yang di ketahui sebagi akibat dari tidak sehatnya
lingkungan pekerjaan meliputi penyakit paru-paru putih, penyakit paru-paru
coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan, kerusakan system syaraf pusat,
dan bronchitis kronis.
Kondis-kondisi
pisikologis di akibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang
berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpusan, sikap apatis, penarikan
diri, penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupa, kebinggungan dalam
mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan,
dan cendrung untuk mudah putus asa terhadap hal-hal remeh.
B.
Tujuan
dan Pentingnya Keslamatan dan Keshatan Kerja
Tujuan utama keshatan
dan keselamatan kerja adalah agar kryawan atau pegawai di sebuah institusi
mendapatkan kesehatan yang seoptimal mungkin sehingga mencapai produktivitas
kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkang tujuan keselamatan kerja adalah agar
kryawan di sebuah institusi bebas dari segala kecelakaan akibat kerja, atau
gangguan- gangguan yang lain sehingga menurunkan bahkan menghilangkan
produktivitas kerja. Untuk itu, maka di perlukan kondisi kerja yang kondusif
terwujudnya derajat kesehatan serta terhindarnya ke celakaan kerja bagi
karyawan.
Produksi semacam inilah
yang di maksud dengan keselamatan dan kesehatan kerja, yang antara lain yang
mencakup : beban kerja, beban akibat, akibat dari lingkungan kerja, dan
kemampuan kerja.
1. Beban kerja
Setiap pekerjaan apa
pun, memerlukan 2 hal penting, yakni, pekerjaan- pekerjaan yanag lebih
memerlukan pemikiran atau ‘’otak’’, dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih
memerlukan kekuatan-kekuatan fisik atau ‘’ otot’’,. Kedua hal ini, baik otak
maupn otot ini, dalam diri seseorang mempunyai keterbatasan- keterbatasan tersendiri.
Seseorang, siapapun juga tidak dapat di tuntut untuk melaksanakan tugas atu
pekrjaannya melebihi kemampuan yang di milikinya., baik kemampuan fisik maupun
kemampuan otaknya. Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja berusaha agar
pra pekerja atau karyawan di mana pun juga, baik karyawan yang banyak
menggunakan kekuatan otaknya maupun ototnya membuat perencanaan pelayanan
terhadap keslamatan dan kesehatan kerja sehingga mencegah tejadinya gangguan
kesehatan dan kecelakaan kerja bagi pra pereja atau karyawan.
2. Beban tambahan
Disamping beban
kerja seperti di sebutkan di ataas, karyawan di institusi mana pun masih
menanggung beban tambahan dalam menjalankan pekerjaan atau tujuan sehari-hari.
Yang di maksud dengan beban tambahan bagi karyawan adalah lingkungan kerja yang
tidak kondusif. Lingkungan kerja yang tidak kondusif sering bahkan selalu
menghambat atau mempengaruhi kinerja atau pelaksanaan tugas kryawan. Lingkungan
kerja sebagai beban tambahan bagi kryawan di suatu institusi atau organisasi, antara
lain:
a. Faktor fisik,
misalnya penerangan atau pencahayaan dalam lingkungan kerja yang tidak cukup,
udara yang panas, pengap, kurangnya ventilasi atau sirkulasi udara dalam
ruangan kerja.
b. Faktor kimia, yaitu
terganggunya lingkungan keraj dengan adanya bahan-bahan kimia yang menimbulkan
bauk tidak enak, bauk gas, polusi kendaraan bermotor, asap rook, debu dan
debagainya.
c. Faktor biologi,
yakni binatang atau serangaa yang mengganggu lingkungan kerja, misalnya banyak
lalat, nyamuk, kecoak, tanaman yang tidak teratur.
d. Faktor fisikologis,
yakni peraalatan pekrjaan yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh( tidak
ergonotik), misalnya meja tulis atau computer yang terlalu pendek atau terlalu
tinggi.
e. Faktor
sosio-pisikologis, yakni suasana kerja yang tidak harmois, misalnya adanya’’
klik-klik’’ atau kelompok-kelompok menggosip, adanya kecemburuan satu dangan
yang alin.
Untuk menciptakan
lingkunganan kerja yang kondusif dan tidak menjadi beban tambahan bagi
keryawan, maka seprang HRD atau personalia., seyoganya membuat’’ Skema” untuk
terwujudnya lingkungan kerja yang kondusif untuk karyawan.
3. Kemampuan kerja.
Kemampuan karyawan
dalam menjalankan pekerjaan atau tugasnya berbeda satu dengan yang lain,.
Meskipun tugas dan pekerjaan sama, di kerjakan dengan karyawan yang tidak sama
pendidikannya tetapi hasilnya berbeda. Hasil pekerjaan karyawan yang satu lebih
baik dari pada kryawan yang lain, meskipun kesulitan pekerjaan sama, dan
tingkat pendidikannya juga sama. Perbedaan hasil tersebut di bedakan karena
perbedaan kemampuan yang di miliki oleh karywan tersebut.
v Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Jiaka perusahaan dapat menurunkan tingkat dan
beratnya kecelakaan- kecelakan kerja, penyakit, dan hal-hal yang berkaitan
dengan stress, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kualitas kerja para
pekerjanya, perusahaan semangkin efektif. Peningkatan peningkatan terhadap hal
ini akan menghasilkan
1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya hari
kerja yang hilang.
2. Meningkatnya efesinsi dan kulitas pekerjaan yang
lebih berkomitmen.
3. Menurunnya biaya – biaya kesehatan dan asuransi
4. Tingkat konpensasi pekerjaan dan pembayaran langsung
yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar
sebagai akibat dari meningkatnya partisispasi dan rasa kepeilikan, dan
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik kaarena
meningkatnya cirta perusahaan.
C. Pertimbangan – Pertimbangan Hukum.
Dari segi hukum positif, pelayanan atau program keselamatan dan
kesehatan kerja di atur di dalam undang-undang no. 1 tahun 1970, tentang
undang-undang keselamatan kerja.
Undang-undang Nomor I
Tahun 1970
a) bahwa
setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitasNasional
b) bahwa
setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja terjamin pula keselamatannya
c) bahwa
setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien
d) bahwa
berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-
norma perlindungan kerja;
e) bahwa
pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Industrialisasi. teknik dan teknologi
kerangaka bagi hukum bagi keselamatan dan kesehatan kerja
dapat di bagai menjadi empat bagian; Occuptaion Safety and Heald Administrasion
( Badan keselamatan dan Kesehatan kerja), Program-Program kompensasi pekerja,
Common Law Doctrin of Torts, dan inisiatif- inisiatif local. Respon utama
pemerintah federal terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah
Occuptional Safety and Health Act tahun 1970, yang di lahirkan apa yang
dinamakan Occuptional Safety and Health Administrasion (OSHA) dan yang harus
mengharskan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja tanpa memandang ukuran
perusahaan, pelaporan oleh perusahaan., dan penyelidikan terhadap kecelakaan
kerja. OSHA bertanggung jawab untuk menetapkan dan memperlakukan standar
keselamatan dan kesehatan kerja, serta untuk memeriksa dan menerbitkan surat
panggilan untuk perusahaan yang melanggar standr tersebut. Dua organisasi yang
mendukung OSHA: National Isntitue For Occuplional Safety and Health(NIOSH) dan
Occupational Safety and Health Revew Commission (OSHRC). Komisi- koisi ini
meninjau bandung yang di ajukan perusahaan- perusahaan yang menerima surat
panggilan dari para pemeriksa OSHA karena tuduhan pelanggaran-pelanggaran
keselamatan dan kesehatan keraja.
a. Program-
Program Kompensasi Pekerjaan
Sementara OSHA di ciptakan untuk menberikan perlindungan terhadap
kecelakaan dan penyakit di alami pekerja dalam pekerjaan. Kompensasi pekerjaan
di ciptakan untuk memberikan bantuan ke uangan bagi para pekerja yang tidak
mapu bekerja akaibat kecelakaan dan penyakit tersebut. Selama bertahun-tahun,
imbalan konfensasi pekerja hanya di berikan kepada pekerja yang tidak mampu
bekerja lagi akibat cedera atau kerusakan fisik. Nmun sejak tahun 1955,
keputusan – keputusan pengadilan telah menyebabkan atau mendorong banyak Negara
bagian untuk memperoleh pembeyaran konpensasi pekerja dalam kasus-kasus dalam kecemasan,
depresi, dan kelainan mental yang berhubungan dengan pekerjaan.
b. Common-
Law Doctrine of Torts
Sebagai
pembahasan hukum tentang sumberdaya manusia di dasarkan atas undang-undang,
yaitu hukum yang di buat oleh lembaga legislative di tingkat federal atau
Negara bagian. Contohnya adalah Civi Right Act tahun 1991. American with
Disabilitis Act tahun 1990. Dan occuptational Safety and Health Acht tahun
1970. Namun, apa yang di sebut dengan common- law doctrine of tros juga
berperan. Hukum ini terdiri dari putusan- putusan pengadilan yang berkenaan
dengan tindakan- tndakan pelanggaran seperti cedera yang di alami seorang
pekerja akibat tindakan sendiri, atau akibat perbuatan pekerjaanlain, atau
bahkan konsumen, dan menyebabkan tuntutan hukum kepada perusahaan. Pekrja dan
konsumen dapat memperoeh ganti rugi kerusakan jika mereka dapat menunjukkan
bahwa perusahaan bahwa bertindak ceroboh, atau dengan sengaja menimbulkan
kesushaan dengan maksud merndahkan atau menghina.
c. Intansi
–Instansi Lokal
Pemerintah
Negara bagian dan pemerintahan daerah juga dapat mengeluarkan
peraturan-peraturan keselamatan dan kesehatan kera mereka sendiri, yang
melampaui apa ayng tercantum dalam OSHA. Akibatnya, perusahaan-perusahaan perlu
memperhatikan peraturan- peratauran local. Kadang – kadang, inisatif- inisiatif
lokal ini dapat memberikan sekilas tentang petunjuk yang akan di lakukan oleh
pemerintah daerah lain, atau bahkan pemerintah feseral di masa datang.
d. American
With Disabilities Act
Pemberhentian
sementara dan pemecatan pekerja merupakan 50 persen klaim yang di ajukan bawah
ADA dan 15 persen cedera punggung . korban berhak menuntut sampai $ 300.000,
dan banyak perusahaan mencoba berdamai sebelum tuntutan di ajukan ke
pengadilan. Dengan harapan dapat mencapai kesepakatan ganti rugi lbih kecil.
D.
Ganggauan
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
Baik aspek pisik
maupun sosiopsiologis lingkungan pekerjaan membawa dampak terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja, namun OSHA dan perusahaan- perusahaan sebdiri semangkin
mengakui bahwa kondisi- kondis sosiopisikologis membawa dampak besar terhadapa
keselamatan dan kesehatan kerja, dan mereka melakukan sesuatu untuk
nengatasinya. contohnya ‘’di
Hoffman – LaRoche, Inc,. anak perusahaan kimi Swiss yang berpusat di Nutley,
New Jersey, para pekerja setelah jam kerja menerima petunjuk mengenai metode-
metode manajemen stress. Petunjuk- petunjuk ini meliputi meditasi, latihan
pernapasan, dan suatu teknik yang di sebut dengan ‘’ dot Stopping’’. Dewasa
ini, upaya – upaya untuk menigkatkan keselamatan dan kesehatan kerja tidak
lengakap tanpa suatu strategi unutk mengurangi sters pisikologis yang
berhubungan dengan pekerjaan.
v Kecelakaan- kecelakan kerja
Organisasi-
organisasi tertentu, dan depertemen tertentu dalam organisasi, cendrung
mempuyai tingkatan kecelakaan kerja yang lebih tinggi dari padalainya. Beberapa
karakteristik dapat menjelaskan perbedaan tersebut.
1. Kualitas organisasi.
Tingkat
kecelakaan berbeda secara suptansial menurut jenis industry. Sebagi contoh
perusahaan- perusahaan industry konstruksi dan manufaktur mempunyai tingkat
kecelakaan yang lebih tinggi dari pada perusahaan- perusahaan industry jasa,
keuangan, asuaransi, dan real esta.
Perusahaan-
perusahaan kecil dan besar ( yaitu yang mempunyai kurang dari seratus pekerjaan
dan yang mempunyai lebih dari seribu pekrja) mempunyai tingkat kecelakaan yang
relative rendah dari pada perusahaan- perusahaan menengah. Hal ini mungkin
karena para supervisor di perusahaan-perusahaan kecil lebih mampu mndeteksi
bahaya-bahaya terhadapa keselamatan kerja., dan lebih mampu mencegah kecelakaan
di bandingkan dengan supervisor di perusahaan- perusahaan menengah. Dan
perusahan- perusahan besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk
mempekerjakan spesialis- sepesialis yang dapat mengkhususkan diri dalam upaya-
uapaya mencegah keselamatan kerja.
2. Pekerjaan
yang mudah celaka.
Sebahagian
ahli menunjukan pekerjaan sebagai sebagi penyebab utama terjadinyan kecelakaan.
Kecelakaan bergantung pada prilaku pekerjaan, tingkat bahaya dalam lingkungan
pekerjaan, dan semata- mata nasup sial. Sampai seberapa jauh seorang pekerja
menjadi penyebab kecelakaan dapat menjadi petunjuk kecendrungan si pekerja
untuk mengalami kecelakaan. Tidak ada suatu karakteristik pribadi khusus yang
selalu cendrung mendapat kecelakaan. Tetapi, karaktersistik pisikologis dan
fisik tertentu tampaknya membuat sebagian orang lbih mudah mengalami kecelakaan
di bandingkan dengan oarnglain. Contohnya, para pekerja yang emosinya,
‘’tinggi’’ mempunyai tingkat kecelakaan lebuh kecil daripada pekerja yang
emosionalnya ‘’ rendah’’ dan para pekerja yang mengalami kecelakaan yang lebih
kecil adalah orang orang lebih optimis, dapat di percaya, dan dapat perduli
terhadap orang lain di bandingkan dengan para pekerja yang lebih sering
mengalami kecelakaan. Para perja yang mengalami stress yang lebih berat lebih
mungkin mengalami kecelakaan di bandingakan dengan mereka yang mengalami stress
ringan.
3. Pekerja
berperangai sadis.
Kekerasan
di tempat pekerjaan mingkat dengan pesat, dan perusahaan di anggap bertanggung
jawab atas hal itu. Pembunuhan adalah penyebab kematian terbesar di tempat
pekerjaan saat ini. Perusahaan – perusahaan di desak untuk mewaspadai beberapa
tanda umum.
v Penyakit- penyakit yang di
akibatkan pekerjaan.
Sumber-
sumber potensial penyekit- penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan sama
beragamnya seperti gejala- gejala penyakit tersebut. Bebrapa badan federal
secara sistematis telah mempelajari lingkungan pekerjaan, dan telah
mengidentifikasi penyakit- penyakit berbahaya brikut : arsenik, asbes, bensin,
biklorometiler, debu batu bara, asap tunggu batu arang, debu kapas, timah,
radiasi dan vinil klorida.
1. Kategori
penyekit yang berhubungan dengan pekerjaan.
Dalam
jangaka penjang, bahaya- bahaya lingkungan tempat kerja di kaitkan dengan
kangker kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak dan ginjal, penyakit paru-paru
putih, cokelat, dah hitam, leukemia, bronchitis, emphysema, iyophoma; anemia
plastic, kerusakan system sayraf pusat; dan kelainan- kelainan reproduksi.
2. Kelompok-
kelompok pekerjaan yang beresiko
Penambang,
pekerjaan transportasi, dan konstruksi, serta pekerjaan kerah biru dan
pekerjaan tingkat rendah pada industri manufaktur menderita sebagaian besar
penyekit- penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kecelakan –
kecelakaan kerja. Pekerjaan yang paling tidak aman adalah pertambangan,
pertanian dan konstruksi. Di samping itu, sejumlah besar pekrjaan industry
petrokomia dan pengilangan minyak, pekerjaan pencelupan, penggunaan bahan celup,
pekerjaan pabrik tekstil, pekerjaan indusri plastic, pengecat dan pekerja
pabrik kimia adalah yang paling rentan terhadap resiko kecelakaan yang paling
berbahanya.
v Kehidupan kerja berkulitas rendah
Bagai
banyak pekerja, kehidupan kerja berkualitas rendh di sebabkan oleh kondisi
tempat kerja yang gagal untuk memenuhi prefensi- prefensi dan minat- minat
tertentu seprti rasa tanggung jawab, ke ingginan akan pemberdayaan dan
keterlibatan dalam pekerjaan, tantangan, harga diri, pengedilan diri, penghargaaan,
prestasi, keadilan, keamanan, dan kepastian. Struktur organisasi yang
menyebabkan terjadinya kehidupan kerja berkualitas rendah meliputi.
a. Pekerjaan
– pekerjaan dengan tingkat penugasan, keragaman, identitas, otonomi , dan umpan
balik yang rendah
b. Minimnya
keterlibatan pekerjaan dalam megnambil ke putusan dan terlalu banayak
komunikasi satu arah pada pekerja
c. System
pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan dengan kinerja yang
tidak dapat di ukur secara objektif, atau dibawah pengendalaian pekerja.
d. Supervisior,
diskripsi pekerjaan, dan kebijakan- kebijakan organisasi yang gagal
mengungkapka kepada pekerja apa yang di harapkan dan apa yang akan mendapat
imbalan.
e. Kebijakan-
kebijakan dan praktek- praktek sumber daya manusia yang di diskrinimatif dan
bervalidasi rendah.
f. Kondis-kondisi
pekerjaan sementara, di mana pekerjaan dapat di berhentikan semaunya (hak
pekerja tidak ada)
g. Budaya
perusahaan yang tidak mendukung memperdaya pekerja dan keterlibatan dalam
pekerjaan.
v Stres pekerjaan
Bentuk
yangpaling nyata stress pekerjaan meliputi : empat ‘’S’’, perubahan organisasi,
tingkat kecepatan keraj, lingkingan fisik, pekerjaan yang rentan terhadap
stress, dan kelelahan kerja. Empat S. penyebab umum stress bagi banyak
pekerjaan adalah Supervisor (atasan), salary (gaji), security (keamanan)
Dan
safety (keelamatan). Aturan- aturan pekerjaan yang sempit dan tekanan-tekanan
yang tidak henti untuk mencapai jumlah produksi yang lebih tinggi adalah
penyebab utama stress yang di kaitkan para pekerja dengan superviosor. Kedua
hal tersebut mngsampingkan kebutuhan- kebutuhan pekerja untuk mengendalikan
situasai pekerjaan dan kebutuhan- kebutuhan untuk dihargai dan di terima. Gaji
adalah hal yang menyebabkan stress bila di angagap tidak di berikan secara
adail. Banyak pekerja kerah biru mersa mereka di bayar lebih rendah di
bandingkan dengan rekan- rekan mereka, para pekerja kerah putih.
1.
Perubahan organisasi
Perubahan - perubahan
organisasi yang dibuat perusahaan
biasanya melibatkan sesuatu yang penting dan di sertai ketidak pastian.
Banyak perubahan yang dibuat tanpa pemberitahuan- pemberitahuan resmi. Walupun
kabar-kabar burung sering beredar bahwa aka nada perubahan, bentuk perubahan
yang pasti hanya sebatas sepekulasi. Orang – orang was- was apakah perubahan
tersebut akan mempunyai dampak kepada mereka,arangkali akan mengganti mereka,
atau menyebabkan mereka akan di pindahkan. Akibatnya, banyak pekerja menderita
gejala- gejala stress.
2
Tingkat kecepatan kerja.
Tingkat
kecepatan kerja dapat di kendalikan oleh mesin atau manusia. Kecepatan kerja
yang di tentukan oleh mesin memberikan kendali atas kecepatan pelaksanaan dan
hasil pelaksanaan dan hasil pekerjaan kepada sesuatu selain manusia. Kecepatan
yang di tentukan manusia memberikan kendali tersebut kepasa manusia. Akibat
dari kecepatan yang ditentukan oleh mesin adalah amat besar, karena
pekerjaannya tidak dapat memuaskan ke butuhan yang penting untuk mengendalikan
situasi.
3. Lingkungan
fisik
Walupun
otomastis kantor adalah suatu cara menungkatkan produktivitas, hal itu juga
mempunyai kelemahan- kelemahan yang berhubungan dengan stress. Suatu aspek
otomatis kantor yang mempunyai karakteristik bekaitan dengan strea adalah Video
Disply Terminal (VDT)
4. Pekerjaan
yang rentan stress
Manusia
memang berbeda dalam memberikan respon terhadap penyebab stress. Perbedaan
klasik adalah yang di sebut sebagai prilaku tipe. A dan prilaku B. orang –
orang yang memiliki prilaku tipe A suka melakukan hal- hal menurut cara mereka
sendiri, dan mau mengelurkan banyak tenaga untuk memastikan bahwa tugas- tugas
yang sangat sulit pun di kerjakan dengan cara mereka sukai. Mereka sering gagal
dalam membedakan mana hal yang penting dan yang tidak penting. Orang yang berprilaku B umumnya lebih toleran.
Mereka tidak mudah furustasi atau marah. Dan meraka juga tidak banyak
menghabiskan energy dalam memberikan respon terhadap hal-hal yang tidak sesuai.
v Kelelahan kerja.
Kelelahan
kerja (job burnout ) adalah sejenis stress yang banyak di alami oleh orang- orang
yang bekrja dalam pekerjaan – pekerjaan terhadap manusia lainnya. Seprti
perawatan kesehatan, pendidikan, kepolisian, ke agamaan, dan sebagainya. Jenis
reaksi pekerjaan ini meliputi reaksi – reaksi sikap sikap dan emosional sebagai
akibat dari pengalaman- pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan. Sering kali
dari tanda kelelahan kerja adalah suatu perasaan bahwa dirinya mengalami
kelelahan emosional terhadap. Pekerjaan- pekerjaanya. Bila dirinya mengalamai
kelelahan emosional terhadap pekerjaan- pekerjaan.bila diminta menjelaskan apa
yang di rasakan, seseorang yang lelah secara emosional akan menjelaskan apa
yang di rasakan. Kelelahan emosional yang gawat dapat sangat melemahkan baik di
dalm mupun di luar pekrjaan, sehingga orang- orang yang mengalaimi hal itu
harus mencari cara untuk mengatasinya. Satu cara yagn umum untuk emngatasi hal
itu adalah dengan menjaga jarak pisikologis antara diri sendiri dengan oaring
yang lainya. Dan dengan mengaurani ketrlibatan pribadi terhadap persoalan-
persoalan mereka.
Ø Konsekunsi kelelahan kerja
Pekrja
yang mengalami kelelahan kerja akan berprestasi lebih buruk daripada pekerjaan
yang masih ‘’ penuh semangat’’ contohnya seorang pewawancara calon konsumen
dari sebuah kantor bantuan huku. Unutuk organisasi tersebut, wawancara itu
befungsi sebagai sarana penyaring untuk setiap calon konsumen.
Konsekunsi
kelelahan kerja adalah memburuknya hubungan si pekrja dengan rekan kerja
lainya. Selain membawa kepada prilaku yang mempunyai danpak negative terhadap
kualitas lehidupan seseorang, kelelahan kerja juga dapat mendorong terciptanya
tingkahlaku yang menyebabkan turnnya kualitas hidup rumah tangga seseorang. [2]
E.
Strategi-
Strategi peningkatan / Skema Pelayanan Keselamatan dan Kesehatan Keja.
Bila penebabnya sudah di definisikan,
strategi- strategi dapat di kembangkan untuk menghilangkan atau mengaurangi
bahaya- bahaya kerja. Sekema- sekema yang di lakukan antara lain.
1) Sekema
pelayanan Preventif dan Promotif
Kesehatan
sumber daya manusia atau karyawan sangat menetukan kinerja karyawan, dan pada
gilirannya kinerja karyawannya akan menetukan kemajuan dan perkembangan
organisasi atau institusi. Oleh sebab itu kesehatan karyawan harus muli di
pikirkan dari waktu masuk (calon Karyawan ), maupun masa menjadi karyawan perlu
di lakukan upaya pencegahan masalah kesehatan dan juga peningkatan derajat
kesehatannya. Upaya- upaya preventif dan promotif terkait dengan kesehatan dan
keselamatan kerja ini antara lain dalam bentuk:
a) Pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja ( Preplacment Physical examination)
Di
institusi manapun juga, sebelum mengangkat karyawan pada umumnya melakukan
berbagai macam tes, termaksuk tes kesehatan. Bahkan saat melamar, calon
karyawan harus melampirkan surat keterangan sehat dari dokter yang brwewenang.
b) Pemeriksaan
kesehatan secara berkala bagi karyawan
Pemeriksaan
kesehatan secara berkala (misalnya 1 tahun sekali) adalah sangat penting. Upaya
pelayanan pemeriksaan kesehatan secara berkala ini akan lebih penting lagi
utamanya bagi para karyawan di tempat kerja yang berisiko, misalnya di pabrik
semen, garmen, textile, pertambangan dan sebagainya yang terpapar bahan- bahan
kimia, bahan beracun, debu dan sebagainya.
c) Tersedianya
kantin di tempat kerja.
Kantin
di tempat kerja (work place) sangat penting dan dan bermanfaat bukan saja bagi
karyawan, tetepi juga institusi tempat kerja. Bagai karyawan tersedianaya kantin
di lingkungan kerja mempunyai manfaat ganda, yakni memudahkan karyawan untuk
memperoleh makan pada waktu istirahat siang.
d) Terpeliharanya
lingkungan kerja yang sehat.
Lingkungan
keraja sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja. Lingkungan kerja
yang tidak baik, lingkungan kerja yang tidak kondusif merupakan beban tambahan
bagi tenaga kerja atau karyawan. Banyak faktor yang terlibat dalam lingkungan
kerja, baik lingkungan sosio-pisikologis yang harus di pelihara sehingga
kondusif atau berpengaruh positif terhadap keselamatan dan kecelakaan kerja
karyawan, antara lain:
a. Pencahayaan
dan peneangan
Pencahayaan
dan penerangan yang memadai sangat menunjukkan kinerja bagi karyawan.
Sebaliknya tempat kerja yang tidak cukup penerangannya akan dapat berakibatkan
menurunkan kesehatan karyawan, terutama kelelahan mata dan kelelahan mental,
lebih-lebih apalagi karyawan bersangkutan berhubungan dengan tulisan atau
huruf( membaca atau menulis)
b. Kebisingan:
Bunyi
adalah sesuatau yang tidak dapat kita hindarkan dalam kehidupan sehari- hari
termaksud di tempat kerja. Bahkan bunyi yang kita tanggap dari telinga
merupakan bagaian dari pekerjaan kita, misalnya: bunyi telepon, bunyi mesin, mobil
atau motor, bunyi hentakan sepatu, pintu yang di buka, dan sebagainya.
c. Penyejuk
tempat kerja
Lingkungan
kerja di negeri tropis seprti Indonesia ini memang tidak menguntungkan di lihat
dari segi kenyamanan kerja. Bekerja itu sendiri adalah merupakan aktivitas atau
kegiatan, yang membutuhkan enegri. Baik karyawan yang bekrja mengandalkan
kekuatan otak, lebih- lebih karyawan yang mengandalkan fisik akan lebih mengeluarkan
energy, yang efeknya tubuhnya merasa panas, maka hasilnya adalah kerja tidak
dengan nyaman, sehingga cepat lelah atau meningaktnya kelelahan kerja. Akibat
dari kelelahan tersebuat akan menimbulkan kecelakaan kerja. Oleh sebab itu
suatu perusahaan dan institusi hendaknya mengusahakan tempat kerja yang lebih
dingin dengan melengkapi dengan Air Conditional, atau mengusahakan adanya
sirkulasi udara yang baik di tempat kerja yang tidak mungkindi pasang AC.
d. Bebas
serangga
Banyaknya
binatang serangaa di lingkungan tempat kerja suatu indicator jeleknya
kebersihan tempat kerja. Binatang serangga yang sering mengganggu lingkungan
tempat kerja antara lain: lalat, nyamuk, dan kecowak. Binatang- binatang
tersebut selain mengganggu kenyamanan kerja terutama bagi wanita geli, bahkan
takut melihatnya, tetepi serangga- serangga tersebut juga merupakan pembawa
penyakit. Misalnya nyamuk aedes merupkan vactor pentekit demam berdarah lalat
dan kecoak dapat menularkan penyakit diare. Karyawan yang terjangkit penyakit tersebut
akan menyebabkan tingginyaa absen karyawan, dan menurunkan produktivitas kerja
karyawan. Oleh sebab itu seyoganya lingkungan tempat kerja harus bebas dari
serangga tersebut.
e. Bau-bauan
Bauk
tidak enak di sekeliling tempat kerja juga dapat mengganggu kenyamanan kerja
karyawan. Bau tidak sedap dari tempat sampah dan pembunagan air limbah (got),
bau dari pembuangan air kecil atau air besar dari WC yang tidak bersih,
meskipun tidak menyebabkan penyakit, tetapi jelas akan menimbulkan ketidak
nyamanan kerja. Hal tersebut akan menimbulkan ketidak nyamanan kerja sehingga
mengganggu produktivitas kerja karyawan. Oleh sebab itu lingkungan kerja yang
kondusif harus bebas dari bau-bauan yang tidak sedap. Penggunaan pengharum
ruangan adalah solusi untuk menghilangkan bau-bauan tersebut.
f. Peralatan
kerja (ergonomik)
Perealatan
kerja, misalnya meja computer, kursi dan meja lerja harus sesuai dengan ukuran
tubuh penggunaan atau karyawan yang bersangkutan, di sebut peralatan yang
ergonomic. Ukuran meja dan kursi meja, meja computer , dan sebagainya yang
terlalu tinggi atau terlalu rendahdi bandingkan dengan pemakainya di sebut
peralatan kerja yang tidak ergonomic. Peralatan kerja yang tidak ergonomig ini,
di samping menimbulkan kelelahan kerja, dalam jangka panjang bias menimbulkan
kecelakaan atau cedera bagi karyawan yang bersangkutan. Oleh sebab itu
peralatan kerja bagi karyawan harus di cancan sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan atau cocok dengan setiap karyawan yang menggunakannya.
g. Alat
– alat pelindung diri
Bagi
karyawn yagn bekerja di tempat kerja yang menggunakan peralatan kerja mesin,
atau yang berisiko menimbulkan debu, bising , pencahayaan yang tingggi, harus
menggunakan alat-alat pelindung diri (DPD). Misalnya karyawan yang bekerja di
tempat kerja yang menggunakan mesin atau mengeluarkan kebisingan, ia harus
menggunakan penutup telinga. Bagi mereka yang bekerja di tempat kerja yang
berdebu, atau mengeluarkan bau- bauan akibat bahan kimia, mereka harus
menggunakan masker, dan sebagainya.
2) Sekema
pelayanan kuratif dan rehabilitas
Sebaik-baiknya upaya pencegahan baik yang di lakukan
oleh individu karyawan maupun perusahaan atau istitusi tempat kerja, tetapi
masih juga terjadi kasus gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja yang di alami
oleh karyawan di instant manapun juga. Oleh sebab itu pelayanan kuratif dan
rehabilitative tetap di programkan oleh institusi kerja atau sebuah
perusahaan., terutama pekerjaan yang berisiko. Pelayanaan kuratif ayng perlu di
terpkan dalam perusahaan antara lain.
a. Klinik;
Klinik di lingkungan tempat kerja sangat penting
bagi karyawan yang mengalami gangguan keselamatan atau kecelakaan kerja yang
bersufat minor. Gangguan kecelakaan atau kecelakaan minor yagn di alai
karayawan kalu tidak segera di lakukan penanganan atau pertolongan pertama bias
mengakibatkan gangguaan kesehatan yang besar. Sehingga memerlukan perawatan di
rumah sakit. Oleh sebab itu prusahaan atau istitusi kerj yang besar, wajib
menyelenggarakan Klinik/ Polikinik di lingkungan tempat kerja.
b. Pasikiater/
Psikolog.
Kelelahan fisik akibat kerja yang terjadi pada
kryawan seperti kelelahan mental yang terus menerus, di tambah dengan persoalan – persoalan pribadi,
keluaraga, hbungan dengan teman kerja dan sebagainya yang di alami oleh
karyawan dapat mengakibatkan depresi pada kryawan yang bersangkutan. Apabila
sudah terjadi seperti ini maka petugas kesehatan, trmaksud dokter umum di
tempat kerj tersebut tidak mampu menanganinya. Oleh sebab itu bagi perusahaan
yang berisiko tinggi, wajib menyediakan seorang pisikiater, dan paling tidak
cukup seorang pisikolog.[3]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat kita pahami dari makalah ini adalah keselamatan dan kesehatan itu
merupkan hal yang
penting bagi perusahaan karena dapat terjadinya suatu kecelakaan karena tidak
hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung maupun tidak
langsung.
Dan Keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk
kepada kondisi-kondisi fisiologis- fisikal dan pisikologi tenaga kerja yang di
akibatkan oleh lingkungan kerja yang di sediakan oleh perusahaan. Jika sebuah
perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan kesehatan yang
efektif, maka lebih sedikit pekerjaan yang menderita cedera atau penyekit
jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di perushaan tersebut.
B. Daftar
Pustaka
Randala S.
Schuler. Susana E. Jackson. Manajemen
sumber daya manusia. ( Jakarta: PT. Gelora Aksara Pramata. 1999,)
Rika Ampuh Hadiguna,
S.T,M.T. manajemen pabrik ( Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2009,)
Prof. DR. Soekijo
Notoatmajo. Sumber Daya Manusia. (
Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2009,)
[1]
Rika Ampuh Hadiguna, S.T,M.T. manajemen pabrik ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009,
hal,233)
[2]
Randala S. Schuler. Susana E. Jackson. Manajemen sumber daya manusia. (
Jakarta: PT. Gelora Aksara Pramata. 1999, hal, 222-236)
[3]
Prof. DR. Soekijo Notoatmajo. Sumber Daya Manusia. ( Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2009, hal, 155-160)
uv554 jordan 11s,yeezy 350 boost,jordan 4 catus jack,jordan 6 infrared,jordan shoes,jordan 1 unc,jordan 4 sail,jordan 1 mocha,aj 1 chicago
BalasHapus